Sekolah Online Bikin Anak Kecanduan Gadget? Ini Cara Atasinya Bun

 Sekolah Online Bikin Anak Kecanduan Gadget? Ini Cara Atasinya Bun


Pandemi COVID-19 mengubah banyak kebiasaan, termasuk kesibukan belajar anak-anak yang perlu berubah ke online. Aktivitas sekolah online berkenan tak berkenan menyebabkan anak dan orang tua di tempat tinggal menjadi mengandalkan gadget. Sayangnya, perihal ini tak jarang turut berdampak terhadap anak yang kecanduan bermain gadget.

Psikolog Anak & Parenting Coach, Irma Gustiana A, S.Psi., M.Psi. mengatakan kesibukan sekolah yang mengandalkan kesibukan daring seringkali menjadi masalah akibat pemakaian gadget yang amat berlebihan. Ia mengaku tak sedikit mendapat kegalauan para orang tua perihal tumbuh kembang anak, baik secara fisik maupun mental.


Irma menjelaskan, gejala kecanduan gadget terhadap anak kebanyakan ditandai dengan pola tabiat yang mengganggu Aplikasi .




"Keberfungsian dan tanggung jawab belajarnya sudah pasti menjadi banyak yang lalai. Lalu, jika gadgetnya dihentikan sebentar menjadi 'sakau', jika nggak dikasih menjadi marah-marah dan frustasi," kata Irma dalam Webinar Haibunda Live dengan ASUS OLED, dikutip Minggu (31/10/2021).


Baca Juga :

Catat Bun! Cara agar Si Kakak Sehat Fisik-Mental selagi Belajar Online

Di webinar bertajuk 'Mindfulness Solusi Kesehatan Siswa dan Orang Tua Saat School From Home' yang terjadi Jumat (29/10), Irma pun sharing tips mengubah rutinitas anak yang kecanduan terhadap gadget selagi ini. Hal pertama yang perlu dijalankan adalah meyakinkan anak paham fungsi dari pemakaian gadget yang mereka manfaatkan sehari-hari.


"Intinya untuk anak (penggunaannya) adalah hiburan dan edukasi, serupa refreshing dan untuk kesibukan sosial," ujarnya.


Ia menambahkan, jika anak sudah kecanduan bermain gadget di luar pemakaian wajibnya, maka perlu dijalankan detoksifikasi.


"Detoks ini bukan hanya makanan aja nih Bunda, tapi secara mental pun kami perlu detoks. Biasanya sesungguhnya pemakaian gadget itu dikurangi secara perlahan, yang tadinya sehari pagi-sore tidak berhenti terus, sekarang kami mengurangi dulu waktunya kami ambil dua jam," jelasnya.


Haibunda Webinar Live ASUS OLEDFoto: Haibunda Webinar Live ASUS OLED

Irma menjelaskan, dua jam selagi pengganti untuk mengurangi selagi anak bermain gadget mampu dialihkan terhadap kesibukan alternatif. Sehingga, orang tua perlu mempersiapkan terutama dahulu kesibukan pengganti, bukan sekadar mengurangi selagi pemakaian gadget tanpa memberi wejangan yang paham terhadap anak.


"Pastikan kami mempunyai alternatif dulu perihal dengan kesibukan apa yang mampu kami berikan terhadap anak. Kemudian nanti perlahan di-review lagi aturannya di rumah," pesannya.


Irma pun mengingatkan bahwa kebijakan orang tua dan pihak sekolah berperan perlu dalam memandu pemakaian gadget terhadap anak agar tak sampai kecanduan. Menurutnya, Bunda maupun Ayah di tempat tinggal termasuk perlu terus mengajarkan do's plus don'ts dari pemakaian gadget, terutama untuk anak usia di bawah 12 tahun yang perlu diawasi secara ketat.


Ia menegaskan, jika cara-cara di atas belum termasuk berhasil, maka orang tua perlu membawa anak singgah ke professional mental health. Sehingga anak dapat mendapat pertolongan psikoterapi perihal dengan modifikasi perilaku, kemudian dibantu secara rehabilitasi mental.


Baca Juga :

Bingung Pilih Laptop membuat Belajar Online? Ada Tipsnya Nih, Bun!

Meski demikian, Irma tak menolak bahwa di era digitalisasi ini pemakaian teknologi termasuk gadget selagi sekolah online membawa berbagai pengaruh positif terhadap anak.


"Anak-anak sekarang kreativitasnya lebih baik dibandingkan mungkin generasi zaman dulu. Karena sekarang platformnya ada, medianya ada, apps=nya termasuk banyak agar memunculkan kreativitas," paparnya.


Selain itu, Irma menilai anak sekarang lebih inovatif, serta berwawasan luas. Salah satunya termasuk wawasan perihal mental health issue yang makin kerap digaungkan. Tak hanya itu, menurutnya anak-anak di era digital kini termasuk mempunyai permohonan untuk belajar yang lebih tinggi, keliru satunya mampu dilihat dari banyaknya webinar yang diadakan di era pandemi.


Namun, ia mengatakan kesibukan serba online yang mengandalkan gadget ini termasuk mampu berpengaruh buruk terhadap fisik dan mental jika tidak diawasi. Misalnya, mata ringan lelah, kecenderungan mata minus tinggi sejak usia dini karena tetap terpapar gadget, postur tubuh yang terganggu, rentan terpapar konten dewasa, sampai cyberbullying.


Baca Juga :

Sekolah Online Picu Gangguan Mata terhadap Anak, Cek Pesan Dokter Ini

Terakhir, Irma berpesan kepada para Bunda agar terus mendampingi anak yang masih dalam tahap tumbuh kembang di usia 0-18 tahun. Meski banyak mengandalkan kesibukan daring, ia mengingatkan agar Bunda tetap mengimbangi anak dengan kesibukan fisik.


"Jadi jangan berada di depan laptop atau gadget terus tanpa beraktivitas fisik. Pastikan 1-2 jam sehari anak mengeksplor kesibukan dengan kesibukan fisik. Karena kesibukan fisik itu termasuk menunjang untuk membebaskan ketegangan, mengasah bakat, dan menambah fokus atau konsentrasi belajar," pesannya.


Sebagai informasi, webinar ini tak hanya menghadirkan pakar yang sharing soal kebugaran mental. Ada termasuk pakar kebugaran yakni Dokter Mata Anak, dr. Dian Estu SpM(K) yang sharing pandangan perihal kebugaran fisik, terutama mata anak, sebagai pengaruh dari sekolah online.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wall Street Kembali Bangkit Usai Lesu Imbas The Fed

Mengapa Menggunakan Meja Makan Marmer Carrara?

Usaha Sampingan Online Tanpa Modal yang Wajib Coba